Saya baru berusia tujuh tahun ketika saya pertama kali menemukan poker. Sejak itu saya menyukainya.
Kenalan pertama saya dengan permainan dimulai dengan sangat polos, pada reuni keluarga yang diselenggarakan oleh kakek nenek saya. Total kami mengumpulkan enam sepupu, tiga saudara laki-laki, empat putra, empat istri, dan 15 cucu. Maaf untuk kata-kata “rumah penuh” yang jelas, tapi tidak perlu dikatakan itu adalah pertemuan besar untuk rumah kecil.
Sore harinya, kami semua berbagi makan siang bersama, tumpukan kentang tumbuk dan casserole panggang dengan berbagai tingkat kelezatan serta ham dan es teh. Ini bukan acara khusus, hanya tradisi tahunan yang menyatukan keluarga selama semua orang ingat. Saat pembersihan meja dapur dimulai, semua anak dibawa ke kamar sebelah untuk bermain game; Yahtzee, Checkers, Uno, favorit anak-anak normal. Sementara permainan anak-anak diselesaikan, orang dewasa mengeluarkan kartu dan stoples koin.
Setiap reuni, orang dewasa bermain penny poker, benar-benar mengambil koleksi koin mereka dari beberapa bulan terakhir dan menggunakannya untuk chip. Menghilangkan pemenang besar di penghujung malam mungkin membutuhkan $ 20, tidak ada yang bisa membuat Anda kaya. Ini hanya untuk kesenangan permainan dan kesenangan masing-masing perusahaan melalui teko kopi tanpa dasar.
Saya lari dari saudara laki-laki dan sepupu saya dan berhasil menarik tempat duduk tepat di belakang ayah saya, menonton dia bermain, sementara dia menjelaskan aturan mainnya. Ada permainan reguler seperti Stud dan Limit Hold’em, tetapi juga permainan kartu liar seperti Baseball dan terkadang satu atau dua tangan besar. Dia berbicara, saya mendengarkan. Tidak ada strategi, hanya sederhana bagaimana permainan itu dimainkan, dan apa yang mengalahkan apa.